Rabu, 03 Oktober 2007

Komunikasi Lintas Budaya

GENDER DAN PEMBANGUNAN : TANTANGAN JURUSAN ILMU KOMUNIKASI DAN HUBUNGAN INTERNASIONAL DI ERA GLOBAL





*PEMBERDAYAAN PEREMPUAN*


Jumlah penduduk Indonesia dari data terakhir yaitu 49,8% didominasi oleh kaum perempuan, jadi dapat dilihat bahwa sebagian besar penduduk Indonesia ialah perempuan. Dan apabila kita membangun bangsa ini,secara tidak lansung perempuanlah yang ikut serta dalam pembangunannya. Jadi perempuan itu merupakan potensi atau asset SDM yang patut untuk diperhatikan secara adil.

Sebagian besar penduduk Indonesia itu adalah perempuan. Namun kita hanya meninggikan laki-laki dan kita meninggalkan perempuan. Kita punya asset dan asset itu bukan hanya barang atau alam, melainkan juga sumber daya manusia. Kita harus merubah dan mempunyai pola pikir bahwa perempuan merupakan asset dan potensi.

Pemberdayaan Perempuan itu bisa meningkatkan produktivitas keluarga atau masyarakat serta mengurangi kesenjangan gender. Sering kita memikirkan bahwa orang perempuan itu tidak berdaya dan tidak bisa bekerja apa-apa, padahal sebenarnya jika perempuan diberi kesempatan, mereka mempunyai kreatifitas yang tinggi.
Sering kali potensi itu berupa ketegaran yang tidak bisa dilihat, tapi ketangguhan dan kesabaran itu potensi tersembunyi dan itulah adatnya. Untuk itu kita tidak bisa melihat perempuan itu tertinggal, artinya kita harus mempunyai program atau strategi yaitu kesetaraan dan keadilan gender. Maksudnya perempuan dan laki-laki sebagai warga negara itu sama-sama mempunyai hak dan kewajiban untuk mengisi pembangunan dan menikmati hasil pembangunan. Dan program ini akan meningkatkan produktivitas keluarga kalau saja karena mereka (perempuan) diberikan kesempatan untuk bekerja untuk mencari nafkah. Dan itu tidak hanya dikantor, bisa saja bekerja dirumah menggunakan internet, dan dikampung-kampungpun bisa bekerja seperti memelihara ikan atau ayam, memasak makanan, memelihara bibir pantai untuk dilestarikan dll.
Gender itu sebetulnya merupakan perimbangan atau kondisi sampai dengan peran dan kewajiban perempuan dan laki-laki yang harus seimbang. Tidak boleh hanya laki-laki saja yang mendapat fasilitas mendapat hak dan kewajiban. Dan perempuan hanya mendapat kewajibannya saja, haknya tidak ada, fasilitasnyapun tidak ada yang sebenarnya harus sama-sama.

PP (Pemberdayaan Perempuan) merupakan pemenuhan hak-hak perempuan dan merupakan bagian dari HAM yaitu bahwa hak dari perempuan adalah hak asasi manusia.
Landasan dari pemberdayaan perempuan dalam anggota PBB terdapat 12 area kritis yang harus diperhatikan untuk memberdayakan perempuan yaitu :
 Pembebasan perempuan dari kemiskinan
 Peningkatan pendidikan yang baik
 Peningkatan kesehatan
 Bagaimana perempuan dilindungi didaerah konflik
 Peranan atau sumbangsih perempuan didaerah konflik
 Peranan perempuan dalam lingkungan
 Peranan perempuan dalam politik
 Bagaimana struktur dan hak-hak perempuan dalam pemerintahan
 Pemeliharaan lingkungan
 Peranan perempuan dalam ekonomi
 Peranan perempuan dalam media
 Bagaimana perempuan itu diangkat tumbuh kembangnya

Komitmen nasional juga sudah ada bukan hanya internasional yaitu pada UUD 45 pasal 27 tentang persamaan hak dan kewajiban warga negara yang dalam butirnya berisi tidak membedakan perempuan dengan laki-laki. Selain itu sudah diratifikasi juga bahwa penghapusan dalam bentuk diskriminatif dan kekerasasan terhadap perempuan.

Sajak tahun 1984 kita sudah meratifikasi, tetapi kenapa sampai sekarang masih ada diskrimasi dalam system penggajian, system perlindungan, cuti hamil.

Saat ini para dokter anak juga sudah menganjurkan ASI eksklusif buat ibu-ibu yang bekerja. Bukan membawa anaknya kekantor melainkan dengan menyimpan ASI ibu pada termos yang harus terjamin. Kemudian jika berangkat kekantor, yang dirumahpun dapat memberikan ASI ibunya sendiri dan bukan susu formula. Kenapa demikian, dokter mengatakan bahwa ASI selama 6 bulan berturut-turut artinya tidak putus akan membuat anak lebih mudah tidak terserang penyakit, mentalnya lebih baik, tidak gampang kena stres dan alergi serta juga penyakit-penyakit regeneratif yang akan datang.

Fakta di Indonesia dari sector pendidikan,kesehatan, ekonomi dan politik merupakan hal yang penting. Yaitu dari yang satu sampai tiga itu merupakan human development indeks atau indeks pembangunan manusia. Bahwa perbandingan perempuan dan laki-laki,ternyata lebih rendah perempuan presentasinya. Dengan kita bertanya dari ahli social, hal ini terjadi bisa karena perempuan hidup ditempat yang tidak ada sekolahnya, atau ada sekolah tetapi tidak terjangkau. Dan jika tidak bisa menjangkau itu kenapa, apakah karena miskin atau karena tidak boleh sekolah. Nah ini merupakan masalah social budaya, yaitu misalnya pemikiran yang memvonis bahwa anak perempuan tidak usah sekolah tinggi-tinggi karena ujunng-unjungnya kedapur juga. Nah ini potensi yang terhambat tidak diberi kesempatan yang baik, untuk itu kita tidak boleh meninggalkan kaum perempuan.

Gender adalah relasi atau hubungan dan pembagian tugas, peran dan tanggung jawab antara laki-laki dan perempuan dan ini merupakan konstruksi social. Jadi kita ingin bahwa peran dan tanggung jawab harusnya sama, yaitu perempuan dan laki-laki itu setara, yang artinya saling melengkapi mulai dari rumah tangga sampai dengan kehidupan berbangsa dan bernegara.
Ada penyebabnya misalnya interpretasi budaya yang keliru. Dari structuralnya seperti kurangnya fasilitas buat perempuan, misalnya perempuan tidak direkrut atau tidak diberikan kesempatan terhadap pekerjaan tertentu seperti institusi terorganisir berdasarkan jenis kelamin, bahkan departemen-departemen pemerintah cenderung tidak dapat mengoptimalkan perempuan, walau terkadang perempuan sama pinternya tapi pasti laki-laki yang terpilih.

Dari segi perundang-undangan,banyak sekali produk hukum yang kurang membela perempuan, seperti UU perkawinan yang berat menghambat perempuan. Peraturan kebijakan seputar gender tidak sensitive terhadap kebutuhan perempuan dan laki-laki.

Globalisasi mempunyai segi positif seperti Pola pikir, kemampuan menghargai waktu itu baik, tapi sering kali ada diskriminasi terhadap perempuan. Dan hal inilah ini yang harus kita cegah.
Gender menjadi isu global karena masalah perempuan ditiap-tiap negara didunia itu sama. Isu gender yaitu antara lain tingginya angka buta aksara, kematian ibu yang tinggi. Walau Indonesia negara ASEAN pertama, tapi kematian ibu itu tinggi, karena perhatian terhadap ibu-ibu yang hamil itu kurang. Untuk itu perlu ada perhatian dari pihak keluarga,tetangga, maupun lingkungan sekitar.

Kita melihat bahwa target perempuan itu selalu rendah. Padahal urusan ekonomi mikro, UKM, koperasi petani nelayan itu harusnya juga mementingkan peranan perempuan. Kita memikirkan bahwa petani itu adalah pak tani saja tetapi 50% dari petani Indonesia adalah perempuan. Dan yang diberikan pelatihan dari lembaga-lembaga pelatihan adalah laki-laki saja, padahal perempuan itu juga pinter-pinter serta kreatifitasnya juga baik. Satu ciri perempuan yaitu mereka itu sering mampu untuk meratifikasi. Misalnya pada pabrik-pabrik seperti pabrik sepatu yang lebih banyak bekerja adalah perempuan karena pekerjaannya lebih teliti.
Di bidang hukum sering kali mulai dari UU sampai PerDa tidak memihak pada perempuan. Terkadang hakim perempuan pun tidak memihak perempuan. Serta ada banyak bukti lainnya bahwa isu gender atau kepentingan perempuan kurang diperhatikan.

Pembangunan pemberdayaan perempuan meliputi kemampuan kemandirian, kekuatan mental dan spiritual. Kekuatan mental dan spiritual juga penting supaya seimbang dalam kehidupannya untuk peningkatan SDM.
Gender ini mengejar kesetaraan dari laki-laki dan perempuan yaitu dengan mengurangi kesenjangan, menurunkan tingkat kekerasan terhadap perempuan dan anak, meningkatkan kesejahteraan perempuan dan anak.

Dari kebijakan yang dilakukan adalah mulai dari meningkatkan kualitas hidup perempuan, memberikan kesempatan baik dalam politik maupun lingkungan masyarakat. Strateginya adalah bagaimana kita menerapkan itu dengan landasan yang teorinya adalah praktek teknis dan politis yang membutuhkan perubahan culture dan watak organisasi. Kita tidak bisa membuat departemen tertentu memikirkan perempuan kalau kita tidak memberikan informasi dan wawasan kepada lembaga tersebut tentang apa yang harus dilakukan.
Lima masalah utama perempuan dan anak :
 Masih rendahnya kualitas hidup dan peran perempuan dibidang pendidikan, kesehatan, ekonomi, politik, dan hukum.
 Tingginya tindak kekerasan.
 Rendahnya kesejahteraan ibu dan anak.
 Indeks pembangunan manusia dan hukum yang masih liat gender.
 Bagaimana penyampaian informasi dan Komunikasi ( Disinilah Fakultas FISIP bisa berperan membantu peran Mentri Pemberdayaan Perempuan dalam menyampaikan informasi dengan baik dalam mengatasi masalah gender ini).

Dan cara yang di upayakan dalam bidang ilmu komunikasi adalah bagaimana ada jaringan alternatif khusus untuk perempuan, media dan jaringan bisa dimanfaatkan. Bagaimana media dapat digunakan untuk mentranformasi kecitraan terhadap perempuan. Banyak sekali yang dapat dilakukan baik dalam Ilmu Komunikasi dan Hubungan Hnternasional untuk mengahpuskan segala diskriminasi terhadap perempuan yang dapat kita lakukan lewat penelitian apa saja hambatan dan peluangnya.

Karena kita harus membangun negara kita sendiri, tidak bisa globalisasi itu kita terima begitu saja dan perlunya kita seleksi kembali, karena tantangan itu semakin berat. Sebab saat ini terlihat perempuan semakin terdiskriminasi. Misalnya pornografi jelas membuat citra perempuan itu hanya objek sensual. Bagaimana kita mau mencapai program itu potensi, kalau semua orang itu dicekoki pornogarfi. Untuk itu dibutuhkan peran Komunikasi untuk meluruskan itu semua. Karena ilmu Komunikasi itu penting untuk mengajarkan akhlak. tentu ilmu Komunikasi mengajarkan teori-teori baru, namun secara tepat juga mengajarkan bagaimana menghargai waktu, bagaimana bekerja keras, dan yang terpenting bagaimana cinta tanah air. Untuk itu perlu diadakan kerjasama antara kampus-kampus dengan PSG (Pusat Studi Gender) dalam menggalakkan program pemberdayaan perempuan ini.

Kesimpulannya yaitu laki-laki dan perempuan memang beda tetapi tidak untuk dibeda-bedakan. Hanya satu anugerah perempuan yang tidak diberikan kepada laki-laki yaitu menstruasi, hamil, dan melahirkan, selain itu semuanya adalah sama.

Tidak ada komentar: